Foto: TBS Energi Utama
PT TBS Energi Utama Tbk. (IDX: TOBA) melalui anak usahanya yaitu PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) telah berhasil mencapai tanggal operasi komersial (Commercial Operation Date - COD) untuk Proyek PLTU Sulut-3 pada tanggal 1 Juli 2021. Keberhasilan ini didasarkan pada surat pernyataan COD yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) pada tanggal 18 Agustus 2021.
MCL sendiri merupakan perusahaan Independent Power Producer (IPP) untuk Proyek PLTU Sulut-3 dengan kapasitas pembangkit sebesar 2 x 50 MW yang terletak di Desa Kema I, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Mayoritas saham MCL dimiliki oleh PT PT Toba Bara Energi yang merupakan anak perusahaan dari TOBA.
Sebagai informasi, penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik untuk Proyek PLTU Sulut-3 (PPA Sulut-3) dilakukan oleh MCL dengan PT PLN (Persero) pada tanggal 7 April 2017. Perjanjian ini akan berlaku selama 25 tahun sejak tercapainya COD, atau dengan kata lain hingga tahun 2046. Untuk membiayai proyek ini, MCL juga telah menandatangani perjanjian kredit sindikasi dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) pada tanggal 21 Desember 2018 dan telah mencapai financial close pada tanggal 28 Desember 2018.
Dalam pembangunan proyek ini, Sinohydro Corporation Limited ditunjuk sebagai kontraktor utama Engineering, Procurement and Construction (EPC). Adapun pasokan bahan bakar batu bara saat ini berasal dari tambang batu bara yang terletak di daerah Kaliorang, Provinsi Kalimantan Timur.
Direktur Perseroan, Alvin Firman Sunanda menjelaskan, “Penetapan Commercial Operation Date ini merupakan langkah awal dimulainya PLTU Sulut-3 dalam menyalurkan tenaga listrik selama 25 tahun ke depan. Kami harapkan selama masa pengelolaan oleh MCL tidak ada hambatan yang signifikan dan dapat terus mencapai target pemenuhan kebutuhan listrik khususnya di wilayah Sulawesi Utara.”
PLTU Sulut-3 nantinya akan menyalurkan listrik kepada PLN untuk didistribusikan ke wilayah Sulawesi Bagian Utara dan sekitarnya dalam rangka memenuhi proyeksi pertumbuhan kebutuhan listrik di wilayah tersebut. Proyek PLTU Sulut-3 sendiri merupakan bagian dari Program Listrik Nasional 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. “Kami berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pencapaian Commercial Operation Date ini yakni PLN, Lender, Kontraktor EPC, Sponsor, Konsultan, dan instansi pemerintah terkait terutama pada saat masa konstruksi di tengah masa pandemi. Kami bangga dapat menjadi bagian dari program strategis nasional 35.000 MW yang diharapkan ke depannya rasio elektrifikasi di Indonesia dapat meningkat sehingga dapat menimbulkan efek multiplier pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara pada khususnya”, ujar Dimas Wibowo,
Sementara itu, dari sisi kinerja, TOBA mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih selama triwulan I 2021. Pendapatan perseroan turun 49,48% yoy dari USD167,09 juta menjadi USD84,42. Laba bersih perseroan juga mengalami penurunan hingga 54,01% yoy dari USD19,37 juta menjadi USD8,91 juta.
Pada penutupan sesi perdagangan pada hari Jumat, 20 Agustus 2021, saham TOBA ditutup di level Rp480 per lembar saham. Sejak awal tahun, saham TOBA telah turun sebesar 8,57%.
Posting Komentar